COMBINED RATIO SEBAGAI PERINGATAN DINI

•January 26, 2011 • Leave a Comment

Combined ratio merupakan salah satu ukuran yang dipakai regulator untuk mendeteksi dini kondisi perusahaan. Sayangnya, meski sudah mulai diterapkan, belum ada angka absolute yang dipakai sebagai patokan

 

 

Bom yang meledak di JW Marriot dan Ritz Carlton pada 17 Juli lalu mungkin akan meningkatkan risiko keamanan dan risiko asuransi. Kejadian memilukan tersebut menjadi peringatan bagi semua pihak untuk kembali waspada pada ancaman terorisme.  Bagi industri asuransi hal ini seperti keping mata uang, satu sisi bisa menaikkan pendapatan premi asuransi (khususnya produk terorisme-sabotase/TS), di sisi lain ancaman klaim besar pun bisa terjadi.

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Kornelius Simanjuntak membenarkan dampak tersebut bakal meningkatkan risiko asuransi. Di sisi lain akan menyadarkan masyarakat terutama pemilik gedung untuk mengasuransikan asetnya agar tidak terjadi kerugian. “Risiko politik dan keamanan termasuk risiko yang sensitif terhadap perubahan pasar,” ujar pria yang juga menjabat presiden direktur PT Asuransi Himalaya Pelindung ini. Diakuinya, perusahaannya merupakan penanggung risiko Hotel JW Marriot tersebut.  Meski demikian, Kornelius enggan menyebutkan berapa nilai pertanggungan yang di-cover-nya. “Saat ini saya belum bisa sampaikan,” tutupnya.

Dengan adanya kejadian tersebut berimplikasi terhadap kenaikan tingkat risiko sehingga bakal mendorong kenaikan harga premi. Padahal dua komponen ini berpengaruh terhadap hasil kinerja perusahaan yang tercermin melalui ukuran combined ratio.

Regulator telah merumuskan rasio-rasio sebagai peringatan dini atau dikenal dengan  early warning system (EWS).  Ada 15 rasio yang saat ini dimiliki untuk mendeteksi kondisi perusahaan apakah dalam keadaan wajar atau tidak. Dengan mengetahui secara lebih awal kondisi perusahaan tersebut, maka regulator bisa memberi peringatan agar memperbaiki kondisi dan menghindari masalah yang lebih serius di kemudian hari.

Salah satu yang dipakai adalah combined ratio.  Rasio ini dipakai untuk mengukur bagaimana perusahaan asuransi menjalankan bisnisnya, baik dalam hal pengelolaan risiko maupun biaya operasionalnya. Rasio ini diperoleh dengan menjumlahkan rasio klaim dengan expense ratio. Klaim rasio merupakan beban klaim dibagi premi neto. Sementara  expense ratio merupakan beban operasional dibagi premi neto.

Kepala Bagian Analisis Keuangan Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Masdar menjelaskan, semakin tinggi angka rasio klaim menunjukkan proses underwriting perusahaan tidak berkualitas. Hal itu bisa juga terjadi karena perusahaan menetapkan tarif premi yang terlalu rendah. Sebaliknya, kian rendah rasio klaim menunjukkan kualitas underwriting yang bagus atau karena perusahaan menerapkan tarif premi yang tinggi. ”Combined ratio tidak melebihi 100%, dan yang bagus kurang dari 100%. Ini mencerminkan perusahaan tersebut efisien dan kualitas underwriting-nya bagus, ” ujarnya.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) combined ratio industri asuransi umum mengalami perbaikan. Ketua Bidang Data dan Statistik Dadang Sukresna, tahun 2008 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Klaim ratio dari tahun 2005 hingga 2007 mengalami peningkatan, sementara expense ratio justru mengalami penurunan. Alhasil, pada 2008 angka combined ratio menjadi menurun. ”Penurunan combined ratio ini menunjukkan industri memberikan hasil yang baik,” paparnya.

Presiden Direktur PT Asuransi Adira Dinamika Willy S Dharma mengakui meski kondisi 2008 terjadi krisis namun tidak banyak klaim besar terjadi. Di sisi lain banyak perusahaan melakukan proses underwriting yang baik.  ”Membaiknya hasil underwriting salah satunya karena adanya faktor PMK 74/2007,” paparnya. PMK ini mengatur batasan minimal tarif dan komisi yang diberikan pada produk asuransi kendaraan bermotor. Aturan ini untuk mengatasi perang tarif pada asuransi kendaraan bermotor yang sudah mengkhawatirkan industri.

Beberapa perusahaan mampu mempertahankan combined ratio secara stabil dan berfluktuasi. Sementara perusahaan lain mampu menurunkan. Asuransi Sinar Mas misalnya, mampu mengurangi combined ratio dari 101% pada 2007 menjadi 68% pada 2008. Kemampuan menekan rasio ini rupanya menggambarkan pencapaian yang memuaskan dari perusahaan. Pendapatan premi yang melonjak sementara klaim rasio yang menurun. Penurunan signifikan ini kata Dumasi M Siregar, antara lain mampu menekan biaya operasional dan angka klaim rasio yang membaik. Pada 2007, klaim rasio perusahaan ini mencapai 96%, dan mampu ditekan menjadi hanya 64%.

Hal sama dialami Asuransi Recapital. Menurunnya angka combined rasio tidak terlepas dari proses efisiensi usai diakuisisi Recapital Group. Proses konsolidasi yang dilakukan pada tahun 2008 mempengaruhi beban klaim yang diterima, karena perusahaan belum secara ofensif mengejar penjualan. ”Kami sedang dalam proses konsolidasi, dan baru running tahun ini,” papar Sudarmin, presiden direktur Reguard.

Bila mencermati data industri yang dikeluarkan Biro Perasuransian Bapepam LK, selama lima tahun terakhir, angka combined ratio rata-rata asuransi kerugian sebesar 89,56%. Tahun 2008 angka combined ratio lebih rendah dibandingkan dua tahun sebelumnya yakni sebesar 89,43%, turun dari 95,88% pada 2007, dan 90,38% pada 2006. Walau angka rata-rata industri mencapai 89,43%, berdasarkan data AAUI beberapa perusahaan mencatat angka combined ratio yang jauh di bawah rata-rata industri, bahkan ada yang melompat di atas rata-rata.

 

 

EWS Bersifat Dinamis

Adanya angka yang tidak wajar, karena terlalu jauh di bawah rata-rata industri atau di atas industri mengindikasikan ada ’sesuatu’ yang mesti ditelaah lebih dalam. Rumusan yang diberikan tersebut, baik combined ratio maupun rasio lain yang menjadi bagian EWS belum secara resmi memberikan angka absolut. Diakui Kepala Biro Perasuransian Isa Rachmatarwata, sampai saat ini regulator belum secara tegas menetapkan batasan mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap berbahaya. Alasannya, regulator tidak ingin terburu-buru dan gegabah sehingga malah membuat industri menjadi tidak baik. ”Perlu banyak pertimbangan dan kajian untuk suatu benchmark yang lebih absolut ukurannya,” jelasnya.

Meski demikian, ia menyatakan patokan rata-rata industri bisa jadi acuan. Sebagai contoh rata-rata combined ratio industri tahun 2008 sebesar 89,56%, perusahaan yang berada di kisaran tersebut dianggap cukup baik.  Saat ini regulator baru mengenalkan hal ini kepada industri. ”Begitu kita lihat performance suatu perusahaan jauh dari rata-rata industri itu sudah menjadi eaerly warning buat kita. Itu yang kita lakukan,” tandasnya.

Disampaikan Isa, bila dikaitkan dengan risk base supervision EWS menjadi dinamis sifatnya. Kalau pada suatu saat melihat satu hal  yang harus menjadi fokus pengawasan, maka akan dikembangkan indikator-indikator terkait Selain belum menetapkan angka absolut, EWS ini pun bersifat dinamis. Artinya, ketika industri tengah dihadapkan pada suatu keadaan atau persoalan, maka ada rasio-rasio yang penekanannya lebih.

Diakui Isa, regulator sebenarnya lebih dulu mengantisipasi kondisi industri asuransi sebelum terjadinya krisis beberapa waktu lalu. Regulator mendeteksi risiko-risiko penyelenggaraan usaha asuransi baik yang sifatnya operasional maupun yang bersifat investasi, begitupun dalam governance. “Dalam hal ini kami bersyukur bahwa dengan cara itu kami bisa menduga dan ternyata banyak tepat mana yang kira-kira akan mendapat persoalan dengan adanya krisis ini,” paparnya.

Dengan EWS tersebut, misalnya pasar modal berubah dengan cepat bisa berdampak kemana. “Beberapa perusahaan sudah kami ingatkan sejak awal. Seperti bagaimana mengharapkan hal ini tumbuh, kalau ini turun sekian persen, dan sebagainya,” tambahnya. Keberhasilan mendeteksi risiko-risiko di beberapa perusahaan tersebut meyakinkan regulator untuk mengembangkan metode ini dengan mempertajam dan meng-up date data.

PERBANYAK ‘FULUS’ DARI VALAS

•January 26, 2011 • Leave a Comment

Krisis finansial yang melanda kawasan Eropa menyebabkan mata uang euro turut terpukul. Pemulihan ekonomi yang diperkirakan masih lama mengundang peluang mengais gain dari mata uang ini. Bagaimana peluang investasi valuta asing (valas) saat ini?

Krisis senantiasa memiliki dua sisi pandang. Bagi sebagian orang dapat merugikan tapi bagi yang lain malah menguntungkan misalnya akibat selisih mata uang atau kurs. Krisis moneter pada 1997 menjadi contoh valid hal ini. Saat itu nilai tukar rupiah terhadap US dolar yang semula berada di kisaran Rp 2.000 per dolar melambung hingga menyentuh level Rp 16.000-an. Banyak orang kaya mendadak karena kebetulan memiliki simpanan US dolar cukup besar. Banyak pula orang justru kehilangan uang cukup besar karena berbondong-bondong membeli US dolar  dengan harapan rupiah semakin melemah, tapi ternyata justru sebaliknya.

Krisis yang melanda kawasan Eropa pun turut memukul mata uang euro. Bila melihat nilai tukar ini terhadap rupiah pada Desember 2009 sempat berada di kisaran Rp 14.200 per euro, kini pada Juli sudah menurun menjadi Rp 11.100-an per euro. Artinya nilai tukar euro terdepresiasi sebesar 3.100 poin terhadap rupiah. Berdasarkan laporan IMF, defisit anggaran negara-negara yang tergabung di EuroZone kemungkinan membengkak dan ini menghambat proses pemulihan ekonomi. Kepala Ekonom IMF Oliver Blanchard dalam sebuah siaran pers mengatakan, meskipun pihaknya tetap optimis mengenai langkah pemulihan, jelas ada bahaya di depan. Menurutnya,  konsekuensi krisis utang Uni Eropa untuk sistem keuangan dunia bisa sama dengan kondisi setelah jatuhnya Lehman Brothers pada 2008.

Dengan kondisi tersebut menarikkah mengoleksi mata uang euro untuk investasi? Pengamat valas dari Harvest International Future Toni Mariano menilai mengoleksi euro menjanjikan tapi untuk jangka panjang. Hal ini karena pertimbangan defisit anggaran yang terjadi di negara-negara kawasan tersebut yang mencapai lebih dari 6%. Di sisi lain, bila pemulihan ekonomi AS membaik bukan tidak mungkin euro bisa terpukul. Toni malah memberi alternatif mata uang yuan dan $AUD lebih menarik untuk dikoleksi.

Menurut Toni, Pemerintah Cina yang sudah merelakan mata uang mereka bergerak secara bebas merupakan peluang. “Potensi dia menguat dari level sekarang 10-20% lagi itu masih besar,” ujarnya. Toni pun menilai mata uang $AUD cukup menjanjikan. Alasannya, Australia memiliki ekonomi mandiri dan negara komoditi, selain itu pasarnya banyak untuk kawasan Asia. Padahal lembaga-lembaga keuangan dunia menilai ekonomi Asia memimpin dalam proses pemulihan global. “Kedekatan hubungan Aussie dengan Asia  berpeluang besar membuat mata uangnya  menguat,” urainya.

Perencana Keuangan dari Financia Consulting Freddy Pieloor mengingatkan, berinvestasi di valas harus memiliki tujuan dan sebaiknya memiliki back up investasi lain. “Boleh dikatakan investasi valas ini last session dari portfolio investasi kita,” katanya. Dana untuk berinvestasi valas pun bukan dana untuk keperluan yang mendesak dan itu pun tidak boleh lebih dari 15% dari total portfolio investasi. Ketika kita memiliki tujuan misalnya untuk biaya sekolah ke luar negeri dan durasinya masih panjang, kesempatan melakukan profit taking bisa dilakukan saat mata uang yang kita koleksi menguat.

Dibandingkan US Dollar, Freddy menilai euro lebih prospektif mengalami penguatan lebih cepat. Meski demikian Freddy menyarankan jika ingin berinvestasi di euro atau mata uang lain, sebaiknya dilakukan secara bertahap. Misalnya kita memiliki dana Rp 500 juta, maka belanjakan sebanyak Rp 100 juta dulu untuk melihat perkembangan mata uang tersebut. Investasi pada instrument valas memang termasuk kategori risiko tinggi, meski menjanjikan imbal hasil yang tinggi pula.

Tips Investasi Valas

Ÿ         Harus ada tujuan. Misalnya untuk kuliah di Negara tsb, menyekolahkan anak ke Negara tsb atau berencana pensiun di negara tersebut.

Ÿ         Pilih cash trading daripada margin trading, karena kita tetap memiliki mata uangnya, dan sebaiknya disimpan atau dititipkan ke bank.

Ÿ         Harus memiliki back up investasi lain, seperti deposito, reksa dana, logam mulia atau saham.

Ÿ         Maksimal 15% dari total portfolio investasi yang Anda miliki.

Jangan terlalu banyak mengoleksi jenis mata uang, maksimum tiga jenis saja agar tidak menyulitkan dalam menganalisa perkembangan mata uang tsb.

KILAU BERLIAN AGAR MEMANCARKAN KEUNTUNGAN

•January 25, 2011 • Leave a Comment

Berlian merupakan jenis batu mulia yang mencerminkan keindahan dan kemewahan. Selain untuk gengsi berlian pun  bisa jadi ladang investasi.

Intan atau berlian kerapkali dijadikan simbol keindahan dan kemewahan. Orang yang memakai perhiasan bertahtakan berlian dianggap kalangan ‘bergengsi’ dan memiliki cita rasa seni tinggi. Maklum, berlian termasuk jenis perhiasan yang memiliki harga tinggi. Batuan ini terjadi secara kimia dengan bentuk kristal atau alotrop dari karbon. Berlian terkenal karena memiliki sifat-sifat fisika istimewa yakni kekerasan dan kemampuan mendispersikan cahaya. Sebuah catatan menyebutkan Hope Diamond sebesar 45.52 karat atau  9.10 gram disebut berlian termahal di dunia. Berlian tersebut disimpan di Museum Sejarah Alam Smithsonian Washington DC. Harga Hope Diamond  diperkirakan berharga Rp 3.5 triliun.

Ada beragam alasan mengapa berlian begitu mahal diantaranya permintaan berlian meningkat setiap tahunnya sementara benda ini tergolong barang yang harus ditambang dan memerlukan proses yang lama. Menurut sebuah penelitian, dari 1 berlian mentah hanya 40% yang bisa dipakai atau dijadikan perhiasan, sisanya terbuang. Apakah berinvestasi berlian cukup menarik? Martin Rapaport seorang pengusaha dan pendiri Rapaport Diamond Report, yakni acuan harga berlian, sempat mengungkapkan, menurunnya nilai mata uang dolar yang digunakan sebagai mata uang penilai berlian membuat banyak investor beralih untuk berinvestasi berlian selama berlangsungnya inflasi karena dinilai lebih menguntungkan. Beberapa kalangan menilai permintaan berlian akan meningkat hingga 10% pada tahun 2015.

Tanya A. S. Permato, GIA Accredited Jeweler Professional dan Chief Marketing Officer dari Frank & Co mengatakan, sebelum memutuskan membeli atau mengoleksi berlian sebaiknya kita memahami hal-hal penting untuk menilai kualitas berlian tersebut. Hal ini penting karena menentukan nilai jual di kemudian hari. Ada kaidah 4C yang biasa dijadikan patokan untuk menilai kualitas berlian. Pertama Color atau warna. Warna berlian sejatinya adalah bening. Berdasarkan standar internasional kualitas warna berlian ditentukan skala alphabet D sampai Z. Skala D menunjukkan kualitas warna paling bagus atau paling tinggi yakni bening dan colorless. Sementara warna alphabet lainnya menunjukkan kualitas yang lebih rendah. Meski demikian, kata Tanya, ada beberapa berlian yang memiliki warna tapi harganya sangat tinggi. Ia mencontohkan berlian yang diberikan Pangeran Charles kepada mendiang Putri Diana saat melangsungkan pernikahan. “Berlian tersebut berwarna biru, tapi itu memang langka dan saat ditambang sudah berwarna demikian,” urainya.

Faktor kedua yang menjadi pertimbangan adalah Clarity atau kejernihan.  Setiap butir berlian memiliki ciri yang kadangkala sulit dilihat dengan mata telanjang. Seorang ahli biasanya menggunakan lensa dengan perbesaran 10 kali lipat, yang memungkinkannya untuk melihat penampakan benda-benda kecil atau tanda-tanda alam yang terdapat di dalam berlian. Tanda-tanda alam tersebut biasanya disebut inclusions. Ada lima kelas untuk mengukur kejernihan berlian yakni FL (flawless)-IF(internally flawless),VVS1-VVS2(very,very slightly included), SI1-SI3(slightly included), I1-I3 (included). Kelas terbaik adalah FL-IF dan yang paling rendah adalah I1-I3 karena inclusions bisa terlihat dengan mata telanjang.

Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih berlian adalah Carat. Dalam hal ini carat merupakan ukuran berat berlian. 1 carat adalah sama dengan 200 miligram atau biasa dikenal dengan 100 poin. Aspek lain yang mesti diperhatikan adalah Cut, yakni potongan berlian. Cut mengacu pada dua aspek yakni bentuk (bulat, marquise, pear shape, dll) dan kesempurnaan proses pemotongan dan pengasahan yang telah dilalui berlian tersebut. Faktor Cut mempengaruhi fire pada berlian yakni efek warna pelangi yang menyala dari dalam berlian serta kecemerlangan yang dimiliki oleh butir berlian tersebut. Selain 4C, Tanya mengingatkan hal penting bagi mereka yang berinvestasi berlian adalah Certification. Selalu pilih berlian yang memiliki  sertifikasi terpercaya yang bertaraf internasional. Misalnya, sertifikat GIA (Gemological Institute of America). Selain GIA, institusi lain yang menerbitkan sertifikasi adalah HRD,AGS, dll.

Tanya mengakui keuntungan investasi di berlian memang tidak seperti di saham yang ketika untung bisa berpuluh-puluh kali lipat, namun lebih portable. Dalam arti berlian mudah dibawa dan nilainya tidak menyusut ketika dijual, begitu pun bisa dipakai sebagai perhiasan. Berbeda dengan emas untuk perhiasan yang bila dijual akan turun harganya, sementara emas batangan cukup merepotkan bila dibawa-bawa. Tanya menyarankan mereka yang mau investasi di berlian sebaiknya tidak lebih dari 10% uang yang ‘nganggur’.

Aidil Akbar Madjid, ketua Independent Financial Planner Club (IFPC) mengatakan, berinvestasi di berlian bukan untuk mereka yang memiliki dana terbatas. Karena jenis investasi merupakan produk investasi yang sudah jauh advance dibandingkan dengan produk-produk keuangan atau portfolio. “Jadi investasi jenis ini dilakukan buat  mereka yang memiliki uang berlimpah,” katanya.

Satu hal yang mesti diperhatikan juga, kata Aidil, unsur seni turut berpengaruh bagi mereka yang berinvestasi berlian. Harga berlian bisa berbeda tergantung cutting-nya, bisa jadi ada orang yang  memberi harga tinggi untuk model cutting A, sementara orang lain tidak, karena seleranya berbeda. “Dari sisi ukuran berlian yang semestinya dijadikan investasi adalah ukuran yang besar yakni 1-2 karat ke atas,” katanya.

Tips Investasi Berlian

  • Berinvestasi jenis ini bila kondisi finansial sudah benar-benar aman dan memiliki lebih dana.
  • Pahami kualitas dan standar berlian yang baik sebelum menentukan pilihan, sehingga pada  saat akan dijual nilainya tetap tinggi.
  • Jangan tergiur penawaran diskon tinggi dari penjual berlian, karena patokan harga berlian ada benchmark yang secara regular dikeluarkan lembaga internasional.
  • Alokasikan hanya 10% saja dari sisa dana yang tidak terpakai untuk jenis investasi ini.
  • Selalu perhatikan sertifikat yang dimiliki berlian yang akan dibeli, karena ini menentukan keamanan nilai investasi Anda.

PILIH DINAR atau BATANGAN

•January 25, 2011 • Leave a Comment

Logam Mulia menjadi salah satu pilihan investasi yang memberikan return menjanjikan. Selain memiliki nilai yang stabil dari tahun ke tahun harga emas cenderung naik. Ada beragam jenis investasi LM, bagaimana memilihnya?

Logam mulia (LM) atau emas merupakan investasi klasik namun teruji memberi hasil yang baik. Kestabilan harga LM menjadi acuan banyak orang untuk menyimpan benda ini sebagai pilihan investasi masa depan. Dalam jangka panjang diharapkan nilainya akan terus meningkat. Kenaikan harga LM kerapkali merujuk pada kenaikan harga minyak dunia dan nilai tukar dolar AS. Walaupun kadang harga LM juga mengalami anomaly, misalnya saat nilai tukar AS melemah, harga LM justru naik.

Saat ini ada beberapa pilihan investasi di LM. Salah satunya yang dikenalkan dan cukup memperoleh respon positif adalah Dinar Islam. Dinar memiliki sejarah panjang sebagai sebagai alat tukar di beberapa Negara Islam. Dinar terbuat dari emas dengan takaran sekitar  4,25 gram dengan kadar emas 22 karat. Selain Dinar, dikenal pula Dirham, mata uang ini terbuat dari perak murni seberat 2.975 gram.

Muhaimin Iqbal, pendiri Gerai Dinar Islam mengatakan, sebelum berinvestasi di logam mulia ada baiknya investor memahami karakteristik investasi dan jenis. Ada tiga jenis yang saat ini bisa dipilih yakni emas lantakan (batangan), Dinar Islam, dan emas perhiasan. Ketiga jenis pilihan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.

Kelebihan Dinar Islam kata Iqbal, antara lain memiliki sifat unit account artinya mudah dijumlahkan dan dibagi. Misalnya kita memiliki 100 dinar, kemudian membutuhkan dana tunai senilai 10 dinar, maka tinggal mengambil 10 dinar saja, sisanya masih bisa disimpan. Dengan kelebihan tersebut, membuat Dinar Islam lebih liquid karena bisa diperjualbelikan senilai yang dibutuhkan.

Dari sisi nilai, kata Iqbal, harga dinar mengikuti perkembangan harga emas dunia, hanya dikurangkan biaya administrasi dan penjualan sekitar 4% dari harga pasar. “Jadi kalau sepanjang tahun lalu Dinar Islam mengalami kenaikan 31%, maka setelah dipotong biaya 4 % tersebut hasil investasi kita masih sekitar 27%,” ujarnya. Kelebihan lainnya, Dinar Islam mudah diperjual belikan ke sesama pengguna karena tidak ada kendala model dan ukuran. Selain memiliki kelebihan, Dinar Islam pun memiliki kekurangan antara lain, di Indonesia masih dianggap perhiasan, sehingga penjual terkena PPN 10% (Sesuai KMK NOMOR 83/KMK.03/2002 bisa diperhitungkan secara netto antara pajak keluaran dan pajak masukan toko emas maka yang harus dibayar ‘toko emas’ penjual Dinar adalah 2%). Kekurangan lainnya, ongkos cetak masih relatif tinggi yaitu berkisar antara 3% – 5 % dari nilai barang tergantung dari jumlah pesanan.

Sementara untuk LM lantakan, kelebihannya tidak terkena PPN , dan bila kita beli dalam unit 1 kiloan, tidak terkena biaya cetak, serta nilai jual kembali tinggi. Kelemahannya, kata mantan Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia ini, LM lantakan tidak fleksibel, jika kita membutuhkan dana misalnya senilai 10 gram, maka LM seberat 1 kg harus dijual semua. Bisa dijual semua sisanya dibelikan unit yang lebih kecil. Tapi untuk transaksi ini tentu memerlukan administrasi dan biaya penjualan, sehingga tidak praktis dan ekonomis. Kalau yang kita simpan unit kecil seperti unit 1 gram, 5 gram, 10 gram maka biaya cetaknya akan cukup tinggi. Kekurangan lainnya, tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena adanya kendala ukuran. Pengguna yang butuh 100 gram, dia tidak akan tertarik membeli dari pengguna lain yang mempunyai kumpulan 10 gram-an. Pengguna yang akan menjual 100 gram tidak bisa menjual ke dua orang yang masing-masing butuh 50 gram.

Adapun untuk LM perhiasan, kelebihannya selain bisa untuk investasi dapat pula untuk keperluan pemilik misalnya dipakai untuk perhiasan. Sayangnya, bila untuk investasi biaya produksi emas perhiasan ini tinggi, terkena PPN, dan tidak mudah diperjualbelikan ke sesame pengguna, karena kendala model dan ukuran.

Perencana Keuangan dari Quantum Magna Financial Ligwina P Hananto menilai investasi LM merupakan salah satu yang menarik dan menjadi pilihan saat ini. “Hanya mesti diperhatikan tujuan investasi ini sebaiknya untuk jangka panjang,” urainya.

Tips

  • Sebaiknya memahami karakteristik investasi di logam mulia dan jenisnya.
  • Sesuaikan dengan tujuan investasi Anda.
  • Sebaiknya untuk investasi jangka panjang.
  • Tetap melakukan diversifikasi dengan jenis investasi yang lain.

ASURANSI, MELINDUNGI HARI DEPAN ANAK BANGSA (II)

•June 13, 2007 • Leave a Comment

Data BPS (Badan Pusat Statistik) menyebutkan per Maret 2006 jumlah penduduk miskin di Indonesia berjumlah 39 juta orang. Terlepas dari perdebatan validitas angka tersebut dengan data lembaga lain, faktanya bahwa kemiskinan masih menjadi persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia.

Apa yang bisa ditawarkan asuransi? Kerapkali ada anggapan di masyarakat jangankan beli polis asuransi, untuk beli sembako saja sudah kerepotan. Padahal masyarakat bawah justru yang rentan terhadap berbagai risiko hidup. Asuransi  sebenarnya lebih dibutuhkan buat mereka yang secara finansial tidak mampu. Soalnya,  masyarakat yang secara finansial lemah, ketika terjadi suatu risiko maka akan diikuti runtuhnya sendi-sendi ekonomi keluarga. Ujung-ujungnya berdampak pada masalah sosial.

Rendahnya animo masyarakat bawah terhadap asuransi disebabkan banyak hal. Selain kurangnya sosialisasi, tingkat pendidikan, dan daya beli yang rendah. Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Herris B Simandjuntak tidak menampik persoalan rendahnya daya beli merupakan hal utama penyebab kurangnya masyarakt berasuransi. Di Jepang, misalnya, pemerintah turut meng-cover risiko gempa bagi masyarakat dengan skema tertentu. Sehingga perusahaan asuransi ‘mereasuransikan’ kepada pemerintah. “Persoalannya, di Indonesia pemerintah juga tidak punya uang,” tandasnya. Meski memang menjadi kendala, menurut  Pengamat Asuransi Hotbonar Sinaga, perusahaan asuransi tidak boleh berhenti bersosialisasi atau promosi hanya gara-gara daya beli yang masih terbatas. “Daya beli itu akan muncul dengan sendirinya kalau permintaan itu diciptakan oleh perusahaan asuransi melalui promosi,” ujarnya.

 Selain peran pemerintah dalam jaminan social ditingkatkan cara lain yang bisa ditempuh yakni perusahaan asuransi menciptakan produk-produk asuransi dengan orientasi pada masyarakat bawah misalnya asuransi mikro. Hal ini juga bagian mempersiapkan masyarakat dalam skala yang terjangkau. Beberapa perusahaan asuransi sudah memiliki produk semacam ini. Bila masyarakat kecil mampu mempersiapkan hari depannya lebih baik, secara mikro itu pun bisa menyelamatkan hari depan keluarganya. Dalam skala yang luas, bisa jadi menyelematkan hari depan bangsa.

ASURANSI, MELINDUNGI HARI DEPAN ANAK BANGSA (I)

•June 13, 2007 • Leave a Comment

  

Ada banyak cara mempersiapkan masa depan keluarga. Salah satu yang penting dipersiapkan adalah  jaminan terhadap perjalanan menempuh hidup dari beragam risiko.

Sejak lahir manusia sesungguhnya memiliki banyak beban yang harus dipikul. Ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan dari waktu ke waktu. Kebutuhan hidup, pendidikan, kesehatan, juga harta benda. Karenanya, diperlukan perencanaan matang terhadap berbagai kebutuhan tersebut sejak dini. Tidak saja mempersiapkan beragam kebutuhan, di sisi lain manusia pun perlu mengantisipasi beragam risiko yang bisa terjadi. Sebuah keluarga bisa saja berubah jalan kehidupannya ketika tiba-tiba terjadi bencana menimpa. Seorang istri bisa juga secara tiba-tiba harus banting tulang mencari kerja karena suami menderita penyakit kritis. Seorang anak mungkin saja harus meninggalkan bangku sekolah karena orang tua yang membiayai meninggal. Bisa juga sebuah keluarga jatuh miskin karena kebakaran melanda rumah dan menghanguskan seluruh harta benda termasuk surat-surat berharga.           

Musibah bisa terjadi tanpa pandang strata sosial, dan bisa datang kapanpun dan di manapun. Musibah pun bisa terjadi dalam bentuk yang bermacam. Dari hal-hal yang tampak kecil dan berdampak pada individu hingga yang berdampak sosial seperti bencana alam. Manusia tidak dapat mencegah terjadinya suatu musibah bila Tuhan memang berkehendak. Namun manusia diingatkan untuk mempersiapkan diri apabila suatu musibah terjadi. Apa saja yang perlu dipersiapkan? Tidak cukup hanya doa. Doa hanya salah satu aspek dari upaya terhindar dari musibah namun ada hal yang lebih penting dipersiapkan, yakni ikhtiar. Doa dibarengi ikhtiar. Dalam bentuk yang riil, ikhtiar bisa diwujudkan dengan mempersiapkan segala kemungkinan yang bisa terjadi, sehingga hidup, diri, atau harta benda mendapat perlindungan.     

Asuransi pada hakekatnya melindungi manusia dari beragam risiko yang bisa terjadi. Melalui asuransi, risiko yang semula mesti ditanggung individu, kelompok, atau perusahaan dialihkan kepada perusahaan asuransi. Banyak produk  yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi untuk melindungi beragam risiko tersebut.   

        

 Asuransi dirasa semakin dibutuhkan dalam keadaan bangsa yang dibayangi ketidakpastian. Baik ekonomi, sosial, maupun geografis. Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan bencana gempa. Padahal akibat yang ditimbulkan dari bencana tersebut bisa sangat luar biasa. Berapa banyak keluarga harus kehilangan harta benda, dan nyawa pada peristiwa gempa di Jogja. Begitupun yang lebih dasyat ketika gempa dan tsunami melanda Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara. Ketidakpastian ekonomi, misalnya kenaikan harga minyak dunia mengakibatkan harga BBM di dalam negeri ikut melambung. Akibatnya harga-harga ikut naik, laju inflasi tinggi, sementara daya beli kian melemah. Orang miskin pun bertambah banyak.  

Hello world!

•May 15, 2007 • 1 Comment

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!